Slideshow

Selasa, 18 Maret 2014

Kunjungan Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya

Kunjungan Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya

     Dalam rangka menumbuhkan minat baca para siswa SDN Wiyung 1 Surabaya, Kepala BARPUS Kota surabaya yaitu ibu Arini Pakistiyaningsih bersama tim dari Badan Arsip dan Perpustakaan melakukan kunjungan ke SDN Wiyung 1 Surabaya. setiba di perpustakaan SDN Wiyung 1 surabaya para tim dari BARPUS mengajak para siswa untuk melakukan game, bercerita dan kegiatan lainnya. kebetulan saat itu ada kunjungan wajib baca oleh siswa kelas 4D.



     Selain melakukan berbagai kegiatan di perpustakaan pihak BARPUS juga memberikan beberapa hadiah bagi siswa. dan memberikan motivasi agar para siswa giat dan rajin membaca, karena bagaimanapun ilmu bisa didapat tidak hanya dari pelajaran yang ada di kelas tetapi juga bisa dilakukan dengan membaca baik di perpustakaan sekolah maupun di luar sekolah.




Minggu, 16 Maret 2014

Buku Baru Periode Januari 2014 Part2-Seri Pengetahuan Pixi

DAFTAR BUKU BARU


Buku SeriPengetahuan Pixi
Buku ini menceritakan tentang ilmu pengetahuan baik sains dan ilmu-ilmu pengetahuan lainnya, yang tentunnya disertai dengan gambar-gambar menarik.

Segera Kunjungi Perpustakaan Sekarang Juga....!!!

             Pustakawan
Hendrik Anandra Setiyawan

Rabu, 12 Maret 2014

Buku Baru Periode Januari 2014 Part1-Seri Dongeng Binatang

DAFTAR BUKU BARU


Buku Seri Dongeng Binatang
Buku ini menceritakan tentang dongeng binatang yang bertema persahabatan, petualangan, dan cerita unik lainnya.
Segera Kunjungi Perpustakaan Sekarang Juga....!!!
             Pustakawan
Hendrik Anandra Setiyawan

Cerita Rakyat Indonesia : Asal-Usul Surabaya






 Cerita Rakyat Indonesia : Asal-Usul Surabaya

Setidaknya ada tiga keterangan tentang muasal nama Surabaya. Keterangan pertama menyebutkan, nama Surabaya awalnya adalah Churabaya, desa tempat menyeberang di tepian Sungai Brantas. Hal itu tercantum dalam prasasti Trowulan I tahun 1358 Masehi. Nama Surabaya juga tercantum dalam Pujasastra Negara Kertagama yang ditulis Mpu Prapanca. Dalam tulisan itu Surabaya (Surabhaya) tercantum dalam pujasastra tentang perjalanan pesiar pada tahun 1365 yang dilakukan Hayam Wuruk, Raja Majapahit.

Namun Surabaya sendiri diyakini oleh para ahli telah ada pada tahun-tahun sebelum prasasti-prasasti tersebut dibuat. Seorang peneliti Belanda, GH Von Faber dalam karyanya En Werd Een Stad Geboren (Telah Lahir Sebuah Kota) membuat hipotesis, Surabaya didirikan Raja Kertanegara tahun 1275, sebagai pemukiman baru bagi para prajuritnya yang telah berhasil menumpas pemberontakan Kemuruhan tahun 1270 M.

Versi berikutnya, nama Surabaya berkait erat dengan cerita tentang perkelahian hidup dan mati antara Adipati Jayengrono dan Sawunggaling. Konon, setelah mengalahkan tentara Tartar (Mongol), Raden Wijaya yang merupakan raja pertama Majapahit, mendirikan kraton di Ujung Galuh, sekarang kawasan pelabuhan Tanjung Perak, dan menempatkan Adipati Jayengrono untuk memimpin daerah itu. Lama-lama Jayengrono makin kuat dan mandiri karena menguasai ilmu Buaya, sehingga mengancam kedaulatan Majapahit.

Untuk menaklukkan Jayengrono, diutuslah Sawunggaling yang menguasai ilmu Sura. Adu kesaktian dilakukan di pinggir Sungai Kalimas dekat Paneleh. Perkelahian adu kesaktian itu berlangsung tujuh hari tujuh malam dan berakhir tragis, keduanya meninggal kehabisan tenaga.
hosting indonesia

Dalam versi lainnya lagi, kata Surabaya muncul dari mitos pertempuran antara ikan Suro (Sura) dan Boyo (Baya atau Buaya), perlambang perjuangan antara darat dan laut. Penggambaran pertarungan itu terdapat dalam monumen suro dan boyo yang ada dekat kebun binatang di Jalan Setail Surabaya

Versi terakhir, dikeluarkan pada tahun 1975, ketika Walikota Subaya Soeparno menetapkan tanggal 31 Mei 1293 sebagai hari jadi Kota Surabaya. Ini berarti pada tahun 2005 Surabaya sudah berusia 712 tahun. Penetapan itu berdasar kesepakatan sekelompok sejarawan yang dibentuk pemerintah kota bahwa nama Surabaya berasal dari kata sura ing bhaya yang berarti keberanian menghadapi bahaya.


Sumber : http://365ceritarakyatindonesia.blogspot.com

Sawunggaling, Cerita Legenda Asal Surabaya




Sawunggaling, Cerita Legenda Asal Surabaya

Cerita rakyat Jaka Barek atau Sawunggaling atau Raden Mas Tumenggung Sawunggaling merupakan salah satu cerita legenda Surabaya. Ia dikenal sebagai tokoh sejarah, yang masih belum banyak diceritakan sejarah Indonesia. Sehingga, akhirnya penyampaiannya pun dilakukan dari mulut ke mulut.

Salah satu versi dari tokoh sejarah ini akan saya ceritakan berikut. Selamat membaca.

***

Ketika pulang ke rumah, muka Jaka Barek merah padam. Rupanya, ia menahan marah karena teman-temannya mengejek dirinya adalah anak haram. Di rumah, ia menemui ibunya yang ketika itu tengah bersama kakek - neneknya.

"Ibu, aku nggak tahan lagi," kata Jaka.

"Ada apa anakku. Kenapa wajahmu ditekuk seperti itu?" timpal ibunya, Dewi Sangkrah.

"Ibu harus menjelaskan kepadaku, siapa sebenarnya bapakku. Kalau sudah meninggal tunjukkan makamnya, kalau masih hidup katakan dimana dia. Gara-gara dia aku sering diejek teman-temanku.

Dewi Sangkrah menghela napas, kemudian menengok ke arah kakak - nekek Jaka Barek. Memang sudah waktunya bagi dirinya untuk menjelaskan siapa sebenarnya bapak Jaka Barek. "Memang sudah sepatutnya ibu bercerita kepadamu. Dan ini waktu yang tepat. Bapak kamu itu masih hidup, Nak."

"Benarkah?" Mata Jaka Barek berbinar-binar, "Kalau begitu dimanakah dia?"

"Bapak kamu seorang Adipati di Kadipaten Surabaya. Namanya Jayengrana. Kesanalah kamu harus mencari untuk menemui bapakmu," kata Dewi Sangkrah.

***


Jaka Barek pun berniat mendatangi Kadipaten Surabaya untuk menemui bapaknya. Sesampainya disana, di depan gapura masuk, ia dicegat prajurit penjaga.

"Siapa kamu?"

"Saya Jaka Barek."

"Apa keperluanmu datang kemari?"

"Saya mau bertemu Adipati," jawab Jaka Barek.

"Tidak bisa. Lebih baik kau pergi sebelum kuusir dengan paksa," bentak prajurit itu.

"Tidak sebelum aku bertemu dengan Adipati Jayengrana," sahut Barek.

Tak tahan melihat tingkah Jaka Barek, prajurit penjaga itu segera menyerangnya. Jaka Barek melawan serangan itu.

Perkelahian itu diketahui oleh Sawungsari dan Sawungrana. Keduanya putra Adipati Jayengrana. Mereka melerai perkelahian tersebut. Tapi, setelah mengetahui maksud Jaka Barek yang ingin menemui Adipati Jayengrana karena mengaku-aku sebagai anaknya, sebagai hal yang mencurigakan. Mereka justru berkelahi dengan Jaka Barek.

Namun, semua itu terhenti saat Jayengrana mendatangi keributan itu. Ia menanyakan pada Jaka Barek apa maksud kedatangannya. Jaka Barek mengatakan jika dirinya datang untuk menemui bapaknya, Jayengrana.

"Apa yang membuktikan jika kamu ini anakku? Siapa nama ibumu?" tanya Jayengrana.

"Nama ibuku Dewi Sangkrah. Aku membawa ini, selendang Cinde Puspita."

Adipati Jayengrana mengenali itu semua. Ia percaya sekarang jika Jaka Barek adalah anaknya. Kepada Sawungsari dan Sawungrana, Jaka Barek diperkenalkan sebagai saudara. Begitulah, Jaka Barek kemudian berganti nama menjadi Sawunggaling.

***

Zaman mereka hidup, para kompeni Belanda sudah masuk ke tanah Jawa. Kadipaten Surabaya pun didtangi oleh utusan Belanda bernama Kapten Knol yang membawa surat dari Jenderal De Boor. Inti surat itu isinya mengakuisisi Kadipaten Surabaya dan Adipati Jayengrana dicabuk haknya sebgai adipati karena menolak bekerjasama dengan Belanda.

Disaat bersamaan ada woro-woro yang sebutkan jika di alun-alun Surabaya telah diadakan sayembara sodoran (perang tanding prajurit berkuda bersenjata tombak) dengan memanah umbul-umbul Yunggul Yuda. Hadiah bagi pemenang adalah diangkat sebagai Adipati Surabaya.

Adipati Jayengrana memerintah Sawungsari dan Sawungrana untuk mengikutinya. Di waktu yang berbarengan Sawunggaling juga turut serta. Dia pun memenangkan sayembara tersebut. Karena itu, ia diangkat jadi Adipati Surabaya. Plus, ia dinikahkan dengan putri Amangkurat Agung Kartasura, yaitu Nini Sekat Kedaton.

Kedua saudaranya iri. Mereka ingin mencelakai Sawunggaling dengan membubuhkan racun di minumannya. Beruntung, aksi tersebut diketahui oleh Adipati Cakraningrat dari Madura. Sehingga, berhasil digagalkan. Adipati Cakraningrat memberitahu jika Sawunggaling dikerjai dua saudaranya yang telah menjadi antek Belanda karena rasa irinya.

Sejak itu, Sawunggaling bertekad hancurkan Belanda. Dalam suatu pertempuran, ia berhasil hancurkan pasukan Belanda dan membunuh Jenderal De Boor.






Sumber : http://365ceritarakyatindonesia.blogspot.com

Jumat, 17 Januari 2014

Jurnal

Perpustakaan Sekolah Sarana Peningkatan Minat Baca 


Oleh
Heri Abi Burachman Hakim
Staff Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM

Saat ini minat baca masih menjadi perkerjaan rumah yang belum terselesaikan bagi bangsa Indonesia. Berbagai program telah dilakukan untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Pemerintah, praktisi pendidikan, LSM dan masyarakat yang perduli pada kondisi minat baca saat ini telah melakukan berbagai kegiatan yang diharapkan mampu meningkatkan apresiasi masyarakat untuk membaca, akan tetapi berbagai program tersebut belum memperoleh hasil maksimal

Untuk mewujudkan bangsa berbudaya baca, maka bangsa ini perlu melakukan pembinaan minat baca anak. Pembinaan minat baca anak merupakan langkah awal sekaligus cara yang efektif menuju bangsa berbudaya baca. Masa anak-anak merupakan masa yang tepat untuk menanamkan sebuah kebiasaan, dan kebiasaan ini akan terbawa hingga anak tumbuh dewasa atau menjadi orang tua. Dengan kata lain, apabila sejak kecil seseorang terbiasa membaca maka kebiasaan tersebut akan terbawa hingga dewasa.

Pada usia sekolah dasar, anak mulai dikenalkan dengan hurup, belajar mengeja kata dan kemudian belajar memaknai kata-kata tersebut dalam satu kesatuan kalimat yang memiliki arti. Saat ini merupakan waktu yang tepat untuk menanamkan kebiasaan membaca pada anak. Setelah anak-anak mampu membaca, anak-anak perlu diberikan bahan bacaan yang menarik sehingga mampu menggugah minat anak untuk membaca buku. Minat baca anak perlu dipupuk dengan menyediakan buku-buku yang menarik dan representatif bagi perkembangan anak sehingga minat membaca tersebut akan membentuk kebiasaan membaca. Apabila kebiasaan membaca telah tertanam pada diri anak maka setelah dewasa anak tersebut akan merasa kehilangan apabila sehari saja tidak membaca. Dari kebiasaan individu ini kemudian akan berkembang menjadi budaya baca masyarakat.

Akan tetapi pembinaan minat baca anak saat ini sering terbentur dengan masalah ketersediaan sarana baca. Tidak semua anak-anak mampu mendapatkan buku yang mampu mengugah minat mereka untuk membaca. Faktor ekonomi atau minimnya kesadaran orang tua untuk menyediakan buku bagi anak menyebabkan anak-anak tidak mendapatkan buku yang dibutuhkan. Tidak tersedianya sarana baca merupakan masalah besar dalam pembinaan minat baca anak. Anak-anak tidak dapat memanjakan minat bacanya karena tidak tersedia sarana baca yang mampu menggugah minat anak untuk membaca. Padahal pembinaan minat baca anak merupakan modal dasar untuk memperbaiki kondisi minat baca masyarakat saat ini.

Untuk mengatasi masalah ketersedian sarana baca anak dapat dilakukan dengan memanfaatkan eksistensi perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah dapat difungsikan sebagai institusi penyedia sarana baca cuma-cuma bagi anak-anak. Melalui koleksi yang dihimpun perpustakaan, perpustakaan sekolah mampu menumbuhkan kebiasaan membaca anak.

Tetapi amat disayangkan, perpustakaan sekolah yang dijadikan ujung tombak dalam pembinaan minat baca anak justru dalam kondisi yang memprihatikan. Bahkan saat ini banyak sekolah dasar yang belum memiliki perpustakaan. Data Deputi Pengembangan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia mengungkapkan bahwa hanya 1% dari 260.000 sekolah dasar negeri yang memiliki perpustakaan (Kompas, 25/7/02). Keadaan ini tentu bertolak balakang dengan Undang-undang nomor 2 pasal 35 tahun 1989 tentang system pendidikan nasional yang menyatakan bahwa setiap sekolah diwajibkan memiliki perpustakaan. ironis bukan, mana mungkin minat baca anak dapat terbina apabila sekolah tidak memiliki perpustakaan yang menyediakan buku sebagai sarana baca bagi siswa (anak).

Walaupun ada sekolah yang memiliki perpustakaan sekolah, perpustakaan sekolah belum dikelola dengan baik. Hanya sekolah-sekolah unggulan dan sekolah yang sadar akan pentingnya perpustakaan, memiliki perpustakaan yang dikelola secara baik oleh tenaga profesional.

Banyak perpustakaan sekolah yang pengelolaanya terkesan “yang penting jalan”. Hal ini terlihat dari segi koleksi, sarana perpustakaan serta tenaga pengolola perpustakaan sendiri. Koleksi perpustakaan sebagian besar berisi buku-buku paket sehingga kurang mampu menarik minat siswa untuk mengakses perpustakaan. Sarana dan prasarana perpustakaan yang seadaanya menyebabkan suasana perpustakaan kurang nyaman. Selain itu banyak perpustakaan sekolah yang tidak dikelola oleh tenaga profesional di bidang perpustakaan, perpustakaan dikelola oleh guru pustakawan (guru yang merangkap sebagai pengelola perpustakaan) yang memiliki tanggung jawab utama sebagai pengajar menyebabkan pengelolaan perpustakaan tidak optimal.

Sudah saatnya kondisi perpustakaan sekolah dasar diperbaiki. Perbaikan ini akan mewujudkan berpustakaan sebagai penyedia sarana baca ideal bagi anak-anak. Perbaikan ini akan memotivasi anak-anak untuk berkunjung dan membaca koleksi perpustakaan. Perbaikan yang dapat dilakukan antara lain, Pertama, koleksi perpustakaan terus ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Sudah saatnya perpustakaan tidak hanya berisi buku-buku paket, koleksi perpustakaan juga dapat berupa buku-buku bacaan yang mampu menarik minat siswa untuk membacanya. Selain itu perpustakaan dapat juga melengkapi koleksinya dengan koleksi audiovisual sehingga tidak memberikan kesan layanan yang monoton.

Kedua, sarana atua perabot perpustakaan perlu dilengkapi, perpustakaan dapat dilengkapi dengan pendingin udara, televisi dan komputer multimedia. Perabotan perpustakaan perlu didesain dan disusun sesuai dengan kondisi fisik anak-anak sehingga dapat memberikan kesan nyaman bagi anak. Ruang perpustakaan juga dapat dicat warna-warni dan dilukis gambar lucu sehingga menghilangkan kesan formil perpustakaan. Dengan perubahan kondisi fisik perpustakaan ini akan memberikan kesan nyaman anak berada diperpustakaan sehingga anak-anak akan rajin datang ke perpustakaan.

Ketiga, masalah SDM perpustakaan juga perlu mendapatkan perhatian. Perpustakaan harus dikelola oleh tenaga yang memiliki keahlian serta berlatar belakang ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi. SDM memiliki latar belakang ilmu perpustakaan tentu mengerti bagaimana mengelola serta mengembangkan perpustakaan berdasarkan kaidah ilmu perpustakaan. Memberikan tanggung jawab pegelolaan perpustakaan kepada guru perlu dikaji ulang, guru yang memiliki tugas utama sebagai tenaga pengajar tidak akan mampu maksimal dalam pengembangan perpustakaan karena harus membagi waktunya untuk mengajar. Perpustakaan akan tutup apabila guru tersebut mendapat tugas mengajar. Keadaan semacam ini tentu dapat menghambat proses pembinaan minat baca anak.

Keempat, sebenarnya masalah terbatasan koleksi, sarana perpustakaan serta minimnya SDM perpustakaan disebabkan karena keterbatasan dana. Keterbatasan dana menyebabkan perpusakaan tidak mampu membeli buku, melengkapi sarana perpustakaan serta membayar tenaga profesional untuk mengelola perpustakaan. Sebagai solusinya di perlukan perhatian pemerintah, pengelola sekolah serta peran aktif wali murid. Pemerintah perlu memberikan perhatian bagi pengembangan perpustakaan sekolah. Perhatian itu dapat diwujudkan dalam bentuk pemberian dana bantuan pengembangan perpustakaan sekolah, kebijakan yang merangsang perkembangan perpustakaan sekolah serta penghargaan kepada mereka yang berjasa dalam mengembangkan perpustakaan. Pihak sekolah juga dapat mengoptimalkan keberadaan wali murid yang terhimpun dalam komite sekolah dalam pengembangan perpustakaan sekolah. Wali murid dapat dimintai bantuan dalam hal pendanaan perpustakaan. Tentunya. Wali murid tidak akan segan mengeluarkan biaya bagi pengembangan sekolah karena manfaatkan perpustakaan akan kembali kepada putra-putri mereka. Selain itu pihak sekolah juga dapat menyusun proposal pengembangan perpustakaan dan mengajukannya ke perusahaan, instansi atau individu yang memiliki perhatiaan dibidang pendidikan, minat baca dan perpustakaan.

Dengan berbagai perbaikan diatas maka perpustakaan akan semakin menarik. Perubahan yang menjadi motivasi bagi siswa untuk mengakses perpustakaan. Apabila perbaikan ini dilakukan dari sekarang maka 10 atau 15 tahun kedepan Indonesia akan menjadi bangsa yang gemar membaca. Dengan demikian berakhir sudah permasalahan minat baca yang seolah-olah menjadi perkejaan rumah yang tidak terselesaikan sampai saat ini.

Kamis, 16 Januari 2014

Generasi Sehat Bersama Susu Indomilk

 Generasi Sehat Bersama Susu Indomilk


                    (Jum'at, 17 Januari 2014)....Semangat Pagi....... Asupan Gizi untuk anak-anak dari indomilk, dalam rangka mencerdaskan anak bangsa terutama tingkat sekolah dasar, SUSU INDOMILK bekerja sama dengan SDN WIYUNG 1 mengadakan acara bersama dengan seluruh siswa siswi sdn wiyung 1 dari kelas satu hingga kelas enam. selain membagikan susu gratis terhadap semua siswa dalam acara tersebut juga diadakan berbagai kegiatan mulai dari lomba, tanya jawab, dan berbagai hadiah menarik yang telah disediakan pihak indomilk. sebelum acara dimulai seluruh siswa diajak untuk kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah karena kebetulan hari itu adalah jum'at bersih. Acara itu sendiri dimulai dari jam 07:30 wib - 10:00 wib. 


Acara tersebut diharapkan dapat menumbuhkan kegemaran anak dalam menkonsumsi susu segar yang kaya akan vitamin dan manfaat terutama bagi kesehatan tubuh maupun otak. 
tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak indomilk yang telah
menyelenggarakan acara ini.



#Salam Sehat Sahabat Super

Selasa, 14 Januari 2014

Inventaris Ruang Perpustakaan

No. Nama Barang Jumlah  Kondisi Keterangan
1 Backdrop 2 buah baik Dari BARPUS
2 Meja baca  2 buah baik Dari BARPUS
3 Lemari buku  4 buah baik Dari BARPUS
4 Karpet 2 buah baik Dari BARPUS
5 Kursi petugas 10 buah baik Dari BARPUS
6  Komputer 3 unit baik Dari SEKOLAH
7  Printer 1 unit baik DARI SEKOLAH
8  Rak buku 7 buah baik DARI SEKOLAH
9 Rak buku 1 buah baik DARI KOMPAS GRAMEDIA
10  Meja petugas 4 buah baik DARI SEKOLAH
11  Kalender 2 buah baik DARI SEKOLAH
12  Kipas Angin  3 buah baik DARI SEKOLAH
13  Kotak Saran  1 buah baik DARI SEKOLAH
14  Lemari Kabinet 2 buah baik DARI SEKOLAH
15 Jam dinding 1 buah  baik DARI SEKOLAH
16 Papan klasikal  2 buah baik DARI SEKOLAH
17 Tempat sampah 1 buah baik DARI SEKOLAH
18 Televisi 1 buah baik DARI SEKOLAH
19 Peta 2 buah baik DARI SEKOLAH
20 Globe 18 buah baik DARI SEKOLAH
21 Mading 1 buah baik DARI MAHASISWA MAGANG UNESA

Mari Belajar Bercerita

Mari Belajar Bercerita

Dalam meningkatkan minat baca bagi siswa siswi terutama tingkat sekolah dasar, terutama dalam hal membaca dan bercerita di perpustakaan. Kami selaku pengurus perpustakaan sdn wiyung 1 surabaya berusaha mengajarkan siswa tentang bagaimana cara membaca dan bercerita dengan benar. Sebelum siswa diajarkan untuk maju satu persatu dalam bercerita, siswa akan ditunjukkan dan di beri contoh oleh guru atau pustakawan bagaimana cara bercerita dengan cara menceritakan buku atau cerita yang sudah ditunjukkan kepada siswa, dalam bercerita diharapkan siswa dapat mengambil inti dari cerita tanpa harus membaca buku secara langsung. Selain itu siswa diajarkan untuk tetap percaya diri dalam bercerita
ke depan. Karena sebagian besar permasalahan dalam siswa siswi terutama di sd dalam bercerita ke depan ialah mereka malu atau minder, karena itu kenapa pentingnya mengajarkan siswa agar berani dan percaya diri sebagai modal awal bagi siswa siswi untuk maju. Diharapkan juga dari apa yang telah diperoleh dari materi belajar bercerita itu siswa siswi mampu mengambil ide pokok atau inti dari setiap cerita yang telah dibaca. Selama ini sebagian besar kegiatan perpustakaan adalah hanya membaca di tempat, disini kami selaku pustakawan sdn wiyung 1 mencoba menarik minat baca siswa dengan berbagai kegiatan selain membaca yaitu bercerita. kedepannya kami juga akan menyelenggarakan berbagai kegiatan seperti meresume, menggambar, membaca puisi dan segala kegiatan yang berhubungan dengan buku-buku yang ada di perpustakaan.


#Salam Semangat Untuk Kelas 3